Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pertanian download file pdf / docx

Filenya bisa di download di bawa ini:
Download docx                         Download pdf



KATA PENGANTAR
     Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas selasainya makalah yang berjudul “PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PERTANIAN” atas dukungan moral maupun materil yang telah di berikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terimakasi kepada:

Bapak Mansyur said,S.Psl selaku dosen pengampuh matakuliah wawasan sosial budaya dasar yang telah membimbing penulis selama ini.
Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun material kepada penulis sehingga penulis bisa kuliah dan menyelasaikan makalah ini.
Kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya atas selasainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Palopo, 03 Februari 2018
PENYUSUN 

HASBULLA 




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
  A. Latar Belakang
  B. Rumusan masalah
  C. Tujuan
BAB II
PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PERTANIAN

  A. Pengertian Pertanian
  B. Sosial Budaya dalam pertanian
  C. Perubahan sosial budaya pertanian
 D. Sebab-terjadinya perubahan sosial budaya pertanian
  E. Faktor-faktor perubahan sosial budaya pertanian
BAB III
PENUTUP
  A. Kesimpulan
  B. Saran
Daftar Pustaka



BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
     Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang Pertanian yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat  memberikan peranan penting dalam mencapai hasil pertanian yang optimal. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan pertanian sangatlah erat hubungannya bahkan sejak zaman nenek moyang manusia telah mengenal bercocok tanam dengan alat-alat tradisional.


B. Rumusan masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan prtanian, sosial budaya?
  2. Apa hubungan antara sosial budaya dengan pertanian?
  3. Apa saja perubahan sosial budaya dalam pertanian di indonesia?
  4. Apa yang menyebabkan adanya perubahan sosial budaya dalam prtanian?
  5. Faktor apa yang mempengaruhi perubahan sosial budaya pertanian masyarakat?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
  1. Mengetahui pengertian pertanian dan sosial budaya
  2. Memahami sosial budaya dalam pertanian
  3. Mengetahui perubahan sosial budaya pertanian
  4. Mengetahui penyebab perubahan sosial budaya
  5. Mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan sosial budaya



BAB II

PENGARUH SOSIAL BUDAYA TERHADAP PERTANIAN
A. Pengertian Pertanian
     Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.[1] Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
B. Sosial Budaya dalam pertanian
Berdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan Nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kebudayaan masyarakat memiliki 7 unsur, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup, mata mencaharian dan system ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, dan sistem kepercayaan.
Komponen-komponen pola budaya dominan meliputi wordview, activity orientation, time orientation, human nature orientation, human nature orientation dan perception of self.
Adapun penjelasannya dari komponen-komponen pola budaya tersebut adalah antara lain sebagai berikut.
Worldview
Pandangan terhadap dunia mengenai pertanian terhadap  alam semesta:
Hubungan masyarakat pertanian  dengan alam semesta
Subjugation: alam dikendalikan, dan  exploitasi
Pembukaan hutan untuk kepentingan pertanian seperti kegiatan bercocok tanam . Akibat pembuakaan lahan itu wilayah hutan menjadi sempit dan ahirnya menyebabkan kerusakan ekosistem . dengan keadaan tersbut  alas an ynag pertama untuk lahan pertanian ternyata secara tidak langsung mengekploitasi  hutan .
Cooperative: alam adalah sahabat, sakral, tidak boleh dirusak
Budaya masyarakat pertanian selalu ingin membuka lahan dengan cepat dan biaya murah maka budaya membakar hutan menjadi pilihan utama masyarakat pertanian.
Dengan adanya perundang undangan tentang di tindak kerasnya perambahan hutan (illegal logging) hendaknya merubah budaya perusaakn hutan .
Science & technology
Perbedaan cara pandang terhadap teknologi dan cara memperoleh pengetahuan misalnya Budaya Barat teknologi berperan penting, solusi permasalahan, meningkatkan kenyamanan dan kesenangan hidup diperoleh secara empiris, berdasarkan  pengamatan, percobaan. Contoh pemanenan gandum yang selalu menggunakan alat berat ,pola piker budaya barat yang meminimalisir pengeluaran dan efisiensi waktu.
Budaya Non-Barat teknologi sering bertentangan dengan struktur sosial dan nilai tradisional. Budaya masyarakat pertanian Indonesia yang selalu terpaku pada adat istiadat dan kedaan ekonominya yang belum tertata dengan baik, sehingga penggunaan teknologi masih minim. Sebagai contoh penggnaan tenaga manusia dalam pemanenan tebu di indo lampung perkasa .
Materialism
Kepemilikan merupakan hal yang penting dalam pertanian
–     Menunjukkan kelas sosial
–     Uang sangat penting untuk dapat memiliki sesuatu
Activity Orientation
Perbedaan orientasi kegiatan akan  mempengaruhi perbedaan pola pikir dan tingkah laku dalam budaya pertanian
Aktivitas dan Pekerjaan mendapatkan uang;
Efficiency & Practicality
Pertanian modern ini akan akan membedakan pola pikir , jika pertaniaan modern itu dalam pengolahan pengolahan tanah hanya membutuhkan waktu lima jam hektar sedangkan pertanian tradisional yang tidak memiliki modal dan budaya yang susah hilang harus menggunakan cangkul untuk mengolah tanahnya  berhari hari.
Progress dan change: Kemajuan dan Perubahan adalah hal yang bagus
Time Orientation
Konsep waktu: lampau, sekarang dan masa yang akan datang
Tepat waktu Budaya masyarakat petani selalu terlambat dalam penanganan hama dan penyakit.
Human Nature Orientation
Goodness of Human nature: evil & good
Rationality of Human nature : manusia bertindak berdasar alasan tertentuà rational, free choice, responsibility
Mutability of Human nature: manusia bisa diubah oleh masyarakat à pendidikan, penjara
Perception of Self
Tiap budaya cenderung berbeda dalam mempersepsikan tentang diri:
Individualism: peran dan tanggung jawab individual dalam masyarakat
Masyarakat pertanian , terutama yang memiliki modal lebih banyak cenderung lebih individualis seperti menumpuk pupuk bersubsidi kemudian menjual kepada masyarakat dengan harga yang relative mahal.
Adat pola kebudayaan dapat ditinjau dari beberapa aspek,yaitu:
Tingkat nilai budaya, seperti hakikat bidang manusia, kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, karya manusia, hubungan manusia dengan lingkungan alam, dan hakikat hubungan antar manusia.
Tingkat norma-norma, seperti cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat-istiadat.
Sistem hokum, meliputi tata kelakuan dalam kehidupan sehari-hari baik secara tertulis atau tidak, tetapi nyata akibat hukumnya.
Aturan-aturan khusus, seperti aturan jual beli, aturan sopan santun, dan lain-lain.
Paul H. Landis juga mengemukakan ciri-ciri kebudayaan tradisional yaitu:
Adaptasinya pasif,
Rendahnya tingkat invasi,
Kebiasaan hidup yang lamban,
Kepercayaan kepada takhayul,
Kebutuhan material yang bersahaja,
Rendahnya kesadaran terhadap
Standar moral yang kaku.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Sektor pertanian sampai saat ini masih merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Sektor pertanian juga masih menjadi tumpuan hidup sebagian mesyarakat, terutama di pedesaan. Namun produktivitas sektor pertanian masih relatif rendah, karena disamping pengaruh faktor teknik produksi dan ekonomi, juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya masyarakat yang belum mendukung perkembangan sektor pertanian secara optimal.
Kepercayaan dan Norma Masyarakat
Faktor budaya yang dapat mempengaruhi terjadinya isu kesenjangan gender,
Partisipasi penuh dalam kegiatan reproduksi semua jenis usaha pertanian;
Tidak diikutkannya kaum perempuan dalam partisipasi aktif di dalam kegiatan publik dalam usaha pertanian;
C. Perubahan sosial budaya pertanian
Perubahan dalam bidang pertanian itu dapat berupa peralatan pertanian, perubahan rotasi tanaman, dan perubahan sistem pengairan. Usaha ini ada yang cepat dan lambat. Usaha yang cepat inilah disebut revolusi, yaitu perubahan secara cepat menyangkut masalah pembaruan teknologi pertanian dan peningkatan produksi pertanian, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Modernisasi di bidang pertanian di Indonesia di tandai dengan perubahan yang mendasar pada pola-pola pertanian, dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara yang lebih maju.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi beberapa hal, antara lain dalam pengelolahan tanah,
penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk, pengunaan sarana-sarana produksi pertanian, dan pengaturan waktu panen.
D. Sebab-terjadinya perubahan sosial budaya pertanian
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar masyarakat.
a. Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari
dalam masyarakat (sebab intern) :
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.Jumlah penduduk mempengaruhi matapencaharian penduduk sebagai penduduk yang agraris
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).Seperti penemuan alat pengolah tanah dari penemuan bajak kayu sampai traktor canggih.
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat. Dari penemuan-penemuan tersebut muncullah konflik diantara masyarakat seperti pertimbangan petani dalam menggunakan traktor karena selain berdampak positif  juga dapat berdampak negatif.
b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena
adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat
(sebab
ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya. Seperti peneysuaian dalam menggunakan bajak hewan untuk lahan basah menggunakan sapi atau kerbau sebagai penggeraknya sedangkan di lahan kering menggunakan kuda.
2) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstrationeffect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut culturalanimosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut. Diantaranya pada pengolahan tanah menggunakan traktor canggih karena pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
E. Faktor-faktor perubahan sosial budaya pertanian
1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan
a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b . Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,
terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah,
rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia
untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi
perkembangan zaman atau tidak.
c .   Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d . Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e.   Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification)
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
f.    Heterogenitas Penduduk
Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahanperubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g.   Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
h.   Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dangerakan revolusi untuk mengubahnya.
i . Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk
Memperbaiki Hidupnya Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
Dalam hal cara mengolah sawah diantara faktor-faktor tersebut yang mendorong perubahan:
a.   Adanya pengaruh dari budaya masyarakat lain
Seperti kebiasaan masyarakat kota yang menggunakan alat-alat modern yang kemudian masyarakat pedesaanpun mengikutinya.
b.   Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
c.    Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu
Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dangerakan revolusi untuk mengubahnya.
d.  Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk
Memperbaiki Hidupnya Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.
2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b . Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyaPerubahan Sosial Budaya di Bidang Pertanianrakat lain (terjajah).
c . Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konservatif (kolot).
d . Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan
menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
e. Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain,
misalnya oleh bangsa Barat. Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri dari pengaruh-pengaruh asing.Itulah yang menyebabkan kemajuan alat dan tekhnologi menjadi terhambat.
f. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah, biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.
g. Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah. Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan perubahan kebudayaan. Misalnya, memotong padi dengan mesin dapat mempercepat proses pemanenan, namun karena adat dan kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit atau ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan, begitu juga dengan cara pengolahan tanah yang masih banyak menggunakan hewan.



BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Dari makalah ini,dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Pola kebudayaan masyarakat desa termasuk pola kebudayaan tradisional, yaitu merupakan produk dari benarnya pengaruh alam terhadap masyarakat yang hidupnya tergantung pada alam.
Ciri-ciri kebudayaan tradisional meliputi, adaptasinya pasif, rendahnya tingkat invasi, kebiasaan hidup yang lamban, kepercayaan kepada takhayul, kebutuhan material yang bersahaja, rendahnya kesadaran terhadap standar moral yang kaku.
Kepercayaan dan norma masyarakat meliputi faktor budaya yang dapat mempengaruhi terjadinya isu kesenjangan gender, partisipasi penuh dalam kegiatan reproduksi semua jenis usaha tani, dan tidak diikutsertakannya kaum perempuan alam partisipasi aktif dalam kegiatan publik dalam usaha pertanian.


B. Saran
     Adapun saran saya setelah membuat makalah ini adalah
Meningkatkan sumber daya alam di desa dengan memberikan informasi-informasi dengan cara penyuluhan agar dapat memanfaatkan lahan pertanian menjadi hasil produksi yang optimal.
Menghilangkan atau setidaknya mengurangi tahayul didalam masyarakat terhadap pertanian.
Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong royong sebagai kekuatan untuk berproduksi dan pelaksanaan pembangunan dalam bidang pertanian.
Membentuk kelembagaan pertanian agar dapat mengatur sistem pertanian kearah yang lebih baik. 



Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian  => diakses tanggal 17 maret 2014 pukul 22.03
http://sitirohmie.blogspot.com/2013/04/makalah-pengaruh-sosial-budaya.html  => diakses tanggal 17 maret 2014 pukul 21.20
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:yg716OFhH3AJ:www.pertanian.go.id/pug/admin/satlak/Buku_Panduan_PPRG_Pertanian.pdf+&cd=12&hl=en&ct=clnk   => diakses 15 maret 2014 jam 22.04  

Posting Komentar untuk "Makalah Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pertanian download file pdf / docx"